kali ini saya ingin memposting tentang keajaiban ALLAH ..
Air Tawar dalam laut | Gunung Merapi dalam laut , ini adalah tugas sekolah saya untuk pelajaran PAI hanya sekedar memosting dan semoga bermanfaat
1. AIR TAWAR DALAM LAUT
Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan Sungai dalam Laut: “Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu” (QS Fushshilat 53).
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi” (Q.S Al Furqan 53).
Pada suatu hari Mr.Jacques Yves Costeau ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”
Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.
Sumber : www.voa-islam.com
2. GUNUNG MERAPI DALAM LAUT
TEMPO Interaktif, Manado: Tim peneliti Indonesia-Amerika menemukan gunung api bawah laut di perairan kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara. Gunung itu memiliki ketinggian 3.400 meter, hampir setara dengan tinggi gunung Semeru di Pulau Jawa. ”Kami menyebut gunung api bawah laut itu dengan nama Kawio Barat,” kata Sugiarta Wirasantosa, koordintor tim penelitian laut dalam Indonesia, seusai seminar Indonesia-USA Expedition Sangihe Talaud 2010 di Manado, Senin (19/7).
Menurut Sugiarta, nama itu diambil karena lokasi gunung berdekatan dengan pulau Kawio sebelah barat di kepulauan Sangihe Talaud. Selain itu, di dalam gunung api bawah laut itu terdapat beberapa titik sumber panas bumi dan ribuan spesies unik yang bertahan hidup dengan memakan bakteri disekitar gunung api bawah laut.
Sugiarta mengatakan, penelitian itu itu dilakukan dengan menggunakan kapal Okeanos dari Amerika Serikat dan kapal Baruna Jaya IV dari Indonesia pada kedalaman 6000 meter. Penelitian ini baru pertama kali dilakukan dan merupakan satu-satunya riset di dunia yang menggunakan teknologi canggih dengan kolaborasi antara kapal Okeanos milik tim risetNational Oceanic Athmospheric Administration (NOAA) Amerika dan kapal Baruna Jaya 1V milik Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Indonesia.
Keberadaan gunung api bawah laut serta sumber panas bumi dan biota lainnya terekem dengan jelas oleh robot yang terpasang kamera berresolusi tinggi. Robot tersebut oleh ilmuan dari Indonesia dan Amerika disebut Remotely Operated Vehicle (ROV).
Saat robot mengambil gambar aktivitas gunung berapi itu, visualnya dapat dilihat oleh semua peneliti berada di Jakarta atau di Amerika. Sebab, tampilan gambar hidup dan data-data yang ada dibawah laut melalui robot kecil itu terkirim secara langsung melalui satelit. ”Lalu satelit mengirimkan video dan suaranya ke Expedition Command Centre yang ada didua lokasi, yakni di Jakarta dan Seattle, Amerika,” kata Jeremy Potter, ilmuan dari NOAA.
Hal itulah yang menurutnya menjadikan riset ini sebagai riset tercanggih. Karena peneliti tidak harus berada di atas kapal, tapi bisa di darat dengan memanfaatkan teknologi. ”Yang ada dalam kapal hanya beberapa orang saja, sedang isi kapal adalah alat-alat canggih,” terang Jeremy.
Penelitian yang melibatkan 20 ilmuan dari indonesia dan 8 ilmuan dari Amerika itu, memulai ekspedisinya pada tanggal 24 Juni 2010 dan direncanakan berakhir tanggal 14 Agustus mendatang.
Webb Pinner, juga dari dari NOAA, mengatakan, riset laut dalam ini adalah pertama kali dilakukan oleh kapal Okeanos dan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. Kegiatan tersebut, kata dia, merupakan bagian kerjasama kemitraan jangka panjang antara Indonesia dan Amerika untuk memajukan ilmiah kelautan, teknologi dan pendidikan.
Namun dari hasil riset itu, ilmuan dari Indonesia maupun Amerika belum mengidentifikasi, apakah ekosistem bawah laut tersebut merupakan temuan baru atau sudah ditemukan ditempat lain.
”Kami baru fase identifikasi dan belum bisa mengatakan bahwa temuan ini hanya ada di kepulauan Sangihe Talaud,” tambah Noorsalam Nganro, peneliti dari Institut Teknologi Bandung.
”Kami baru fase identifikasi dan belum bisa mengatakan bahwa temuan ini hanya ada di kepulauan Sangihe Talaud,” tambah Noorsalam Nganro, peneliti dari Institut Teknologi Bandung.
Namun menurut Noorsalam, riset ini berhasil menyibak rahasia kedalaman laut yang selama ini sulit dilakukan. Dan hal itupula menunjukan kemampuan Indonesia bekerja sejajar dengan para peneliti dari Amerika. ” Masih banyak yang akan terungkap dari riset ini nanti. Seperti sebuah teka-teki,” kata Noorsalam.
Terima Kasih
No comments:
Post a Comment